Rabu, 02 Oktober 2013

What i thought about free trade agreement

ASEAN FTA and other agreement schemes.

What a coincidence i wrote about this topic, its complicated, boring and its a conceptual agreement that occured in the cloud (my words for high government policies, offices, bureaucrats etc.), its not down to earth and tangible as i usually wrote about.

ASEAN free trade agreement and other agreement is an agreement was composed in order to ease goods transfer from one country to other, will less barrier. Whats the point of it? 

As ASEAN countries progress their development, bureaucracy and economy, ASEAN free trade only become misery to countries that left behind its bureaucracy.
With ASEAN FTA, it become more cheaper to deliver cars from Thailand to Surabaya than before. 

Only a few companies eager to build businesses in least progressive countries like Indonesia and Cambodia than put its feet/representative/plant/ headquarter in Malaysia, Singapore or Thailand. There are more conducive, more investment friendly, most attractive, most sexy, politically stable etc.
So Indonesia as the most populated ASEAN country only become the market, but the plant is in other country. The analogy to EU, Indonesia has its population size like Germany (the motor of EU), but Singapore has its GDP size. 

As Indonesia is craving for foreign investment, other neighbour are sexier in terms of infrastructure, bureaucracy, labour dispute and security. So? 

By invite businesses build plants in Indonesia, it will also increase Indonesias economic value. "Hey, our economy is good cos Toyota has plant here bla3x..."

Common people/ general
public wont feel the misery, common people will enjoy "more affordable" cars (if the price is decreasing, but i have doubt on it), more affordable and good quality imported products etc.

Those misery are felt by economic experts, businessmen and the government in the election. Opposition or pressure group will emphasize this "failure" to build own economy to gain vote.

Solution? Either fixed the license process in regional level, rebuild the infrastructure or enjoy the misery deeper.

2014 will be the judgement year for ruling party, due to trade deficit /misery that runs deeper.


Senin, 23 September 2013

Tips membeli powerbank

Selain beli hape pintar atau tablet, suplai setrum itu signifikan alias penting banget. Apalagi banyak airport, stasiun, mal, atau kendaraan umum seperti kereta atau bis yang tidak ramah dengan peralatan elektronik, numpang ngecharge sulit, maka berbondong-bondong orang-orang beli powerbank. 

Powerbank ada bermacam merk, mainstream ataupun mandarin (chinese) maksudnya. Yang mainstream (merk besar seperti samsung) muahal, untuk kapasitas 6000mah harganya nyaris mencapai sejuta! 

Untuk pengguna hape pintar yang pas-pasan budgetnya maka beli powerbank merk china. 
Hippo n vivan itu yg terkenal gencar beriklan, kalo gue waktu itu beli hippo powerbank 5800mah. 
Hippo powerbank:
Plus: ini yang sulit, soalnya hampir semua powerbank mirip. 

Negatif: kalo udah lama dipake, kabel ori suka ga konek ma hape. Yang lebih parah, kadang charging ga detect ma iphone. #tepokjidat.



Tips membeli powerbank:
1. Pastikan beli powerbank yang ukurannya setidaknya sama atau lebih kecil daripada hapenya. Malu euy pake powerbank segede aki tapi hapenya seimut tangan bayi :p

2. Makin gede kapasitas menampung setrum maka makin mahal harganya dan makin besar pula ukurannya.

3. Periksa kelengkapan adaptor n kompatibilitas antar adaptor-kabel-gadget. Beberapa gadget (terutama apel krowak) kadang suka ga detect dgn powerbank!

4. Makin besar kapasitas mah (mili amperehour) maka makin besar daya tampung setrumnya, dan juga makin mahal harganya.

5. Cek kompatibilitas dengan gadget yang mau dicharge. kalo ga detect ngapain dibeli?

Pengalaman pake hippo powerbank 5800mah yang diklaim bisa untuk charging iphone 4x itu tidak terbukti, akhir2 ini malah hanya bisa mencharge 2,5-3x saja. 
Mungkin ada kesalahan dlm charging powerbank, dunno bout that. Makin lama kayaknya kemampuan nyimpen setrumnya makin sedikit deh :(

Kamis, 22 Agustus 2013

Perang mobil sejuta umat

Karena struktur keluarga Indonesia masih cukup besar, maka mobil dengan kapasitas penumpang banyak masih diminati.

Mobil sejuta umat, mobil MPV low class dengan penjualan terbanyak di indonesia, kakak-adik Avanza Xenia, Suzuki Ertiga n Nissan Evalia.

TV, kotak yang mentransmisikan gambar bergerak ini masih jadi primadona iklan di indonesia, makanya kita lihat iklan mereka satu persatu.

Eh ini kan mbahas iklan, bukan soal ekonomi bla3x, so lets go.

Appeal: semua iklan sama, mencoba menampilkan nyamannya berkendara dijalanan yang kosong, menampilkan keceriaan dan anggota keluarga naik mobil bersama-sama, menyampaikan pesan bahwa mobil ini muat sekian orang dengan lega.

Decision making: beli mobil itu berat, mengingat harganya yang mahal dan kira2 97% orang indonesia beli mobil dengan cara diangsur (data anonim). Makanya research mendalam sering dilakukan konsumen, membandingkan harga, fitur, konsumsi bensin, jaringan purnajual hingga diskon ricecooker/kompor gas/kaca film yang ditawarkan oleh sales. 

Persepsi:
Lapang alias lega juga menjadi nilai jual untuk menjual mobil keluarga, semua iklan mobil memiliki interior warna terang, dan warna terang mempersepsikan mobil tersebut lapang. 

Dengan menampilkan model melakukan aktivitas tertentu dalam iklan, seperti pada iklan Avanza, model memperagakan mengambil boneka paus dari dalam mobil.
Video iklan avanza 2013


Yang jadi pertanyaan, apakah boneka paus ini memang muat kedalam mobil tanpa melipat jok baris A? 
Sang model berkata "muat kok", tapi geraknya malah mengeluarkan boneka paus dari dalam mobil, jadi?
Menariknya kalo lihat iklan secara keseluruhan, mobilnya kembali berjalan dengan isi TV plasma didalamnya, bukan boneka paus, so?

Iklan Xenia:
Iklan dengan interior warna terang menampilkan band terkenal (aduh namanya lupa!!) yang anggotanya terdiri dari 4 orang untuk ikut masuk kedalam mobil. 2 orang dewasa masuk baris ketiga Xenia, terlepas dari tinggi badan mereka adegan langsung melompat ke konser mereka menyanyikan lagu "Xeniaaa... Xeniaaaaaa....!"

Iklan Suzuki Ertiga:
Produk baru MPV suzuki berhidung ini katanya laku keras, link disini (artikel mengenai betapa larisnya Suzuki Ertiga), dengan variasi transmisi matik n AC baris ketiga, menariknya Suzuki sampai membuat iklan baru untuk menggadang2kan fitur baru ini, masih menggunakan artis yang sama.

Nissan Evalia:
Kalo pake Livina ngebandinginnya ketinggian, makanya pake Evalia, Video iklan Nissan Evalia.
Mereka ga pake interior warna terang, tapi warna gelap! Dan menyiasatinya dengan model berkaos bola warna terang.

Aaah bahasan ini makin ga karuan karena mixed up sama bahasan spesifikasi mobil...

Kembali soal iklan, semuanya menggadang2kan sebagai mobil keluarga, Xenia n Ertiga menggunakan selebriti untuk memperkuat penyampaian pesan sementara Avanza mencoba mengingatkan penonton bahwa sudah banyak yang pake Avanza, narasi "terkenal serba bisa, tak heran berjuta keluarga INGIN memilikinya", agak ganjil??

Narasinya malah menyatakan bahwa banyak orang yang INGIN punya alias BELUM banyak yang beli.  
Mestinya sih narasinya diganti jadi "berjuta keluarga TELAH memilikinya," tanda bahwa konsumen puas. Puas? Beneran?

Evalia? Masih mencoba mencari pijakan dengan tagline "everyday Evalia." Awal launching masih sering lihat iklannya, tapi makin kesini makin jarang.

Ertiga, ini yang paling ASYIK, mencoba menarik penonton dengan narasi "test drive yuk?"
Kapan lagi bisa mencoba barang yang high-involvement and intensive decision making begini.
Ertiga mencoba mem-bypass proses menyebalkan dalam mengevaluasi fitur mobil idaman.

Video menarik soal Evalia:

Jadi makin bingung beli mobil? 
Ga juga, kadang emotional decision  bypasses those complicated rational one.

Selasa, 20 Agustus 2013

Awas penipuan!

Pernah ditelpon nomer2 berikut?

Well, hati2 dengan penipuan.

Barusan (tadi siang) abis ditelpon nomer +62 21 78834587 (021-78834587), mas2 nanya soal kartu kredit. Emang beberapa bulan lalu gue apply kartu kredit. 
Dua nomer yang atas miskol brapa kali, tapi ga gue angkat.

Percakapannya begini:
"Gimana pak, kartu kredit dari visa/mastercardnya sudah diterima?"

"Sudah mas..."

"Ada berapa kartu yang diterima?"

"Satu." 
Dalem hati: Emang aplikasi kartu kredit bisa dapet banyak kartu gitu?

"Kami mau menawarkan kartu diskon pak... Bapak sekarang ada dirumah atau kantor?"

Dalam hati: Eh, kartu diskon? Kayaknya pernah nih ditelpon ma yg beginian. Nanya posisi rumah ato kantor?

Gue jawab, "dirumah."

Iya pak, kita mau nawarkan kartu diskon...", langsung gue potong "ngga mas.."

Langsung ditutup! 

Kalo dia bener nawarin kartu diskon (yang bener diskon), pasti dia ngeyel dulu (kayak sales asuransi XXX), nah yang ini langsung kabur.

Trus dia bilang mau dkirim ke rumah ato kantor?
Berarti dia tau alamat gue, semua data diri gue! What??!
Darimana dia bisa tau? Pasti orang2  dalem "perbankan" ini share ato jual beli data konsumen.

Share data konsumen ini ga cuma data perbankan, tapi data membership supermarket cs.

Coba aja lu inget pas sign membership ritel tertentu, beberapa hari kemudian banjir SMS penawaran aneh2!

Pelajaran dari ini: ga usah sign in membership bla3x, sometimes it worth it, but mostly not. 
Its a long story, i'll tell you later.
 
Damn it! Mana nih pihak berwenang yang bisa nertibin sales aneh2 ato penipuan kayak gini??? 
Masak nunggu pejabat yang jadi korban??

Minggu, 11 Agustus 2013

Knowledge and skill is perishable, transferable and non rust-free

How many top athletes return from their pension to the field and gain their golden age for second time? Not so many.

Remember Michael "Schumi" Schumacher? world seven times Formula 1 championship had his glorious years in 1994-1995, and with Ferrari in 2000-2004. During his pension Schumi worked as consultant for Ferrari, working behind screen.

Unfortunately when he returns in 2010, he cannot compete as strong as he was in Ferrari. 
I think this is one sign that skill is perishable, if you dont use it will degraded, and less frequent you used it, you'll become blunt. 

Knowledge and skill is transferrable, take example on Keke and Nico Rosberg.
The father (Keke) won 1982 Formula 1 championship and son yaaa quite close to the championship, ignore fact that Mercedes AMG Petronas team in 2012 had many difficulties (source unknown), but Nico Rosberg did won in China (2012), and next year he won in Monaco and Great Britain. 
Nico has the ball and skill to race, which I think he had derived from his father, in many qualifying session he got pole position in season 2010-2013, and some said that with that skill he deserve world champion title, nevertheless winning on racing had various factors involved, including team.

Now, get back to our situation, where you had some knowledge and skills to do something good, whether we were born with it or we achieve it from formal education. 

When we step out to the job bourse, the real life and then we got an employment that is not suitable to our current skill/knowledge/education background, this gap will deteriorate it, makes us blunt. Then we're left behind, drowned in work routine, busyness and from 8 to 4. 

This situation is different when we compare to those work in similar scope as they've studied in college or having skill on it.
These people wont get "early dementia", as they keep apply their knowledge, and even got the chance to develop it further.

My idea is to preserve our brain, our last remaining knowledge, skill  and source so it can be applied in some places to create masterpiece or achieve outstanding performance or we can transfer it to others who need it.

Kamis, 11 Juli 2013

Social media fasting

This blog was inspired from a tweet from @etnoamalia related to one @mashable's article about social media "addiction".

Read the article here:
http://t.co/E7DXRmymaO

Im on fasting, not just about refrain from eating and drinking as moslem used to practice, but im on social media fasting.

The purpose of this socmed fasting is just having another experiment on myself and to reduce the Fear of Missing Out (FOMO) from friends update.

In this case, i have different purpose on different socmed account which I've made it intended. I use facebook as tool to connect with most friend, while instagram and twitter i used as tool to follow some friends (that used their account recently/frequently), follow stranger that I doesn't know and other public figure that is important enough to follow (they share information, knowledge, "beef", not just crap).

So far i can manage ONLY one day without looking on my facebook, instagram, and twitter account.
I only manage for one day (first trial) while I must check my campus fanpage wall post for important information regarding my study.
Second trial runs seems good, while I've managed the FOMO feeling. Nevertheless, as my task as social media manager in two account makes me think on how can I maintain the Klout score without jeopardise my fasting, and take a peek on others update as content source. 😰😓

The result from this fasting (for personal purpose) is that some of facebook update is not as  important as twitters or instagrams, while there is not so much beef, just another crap that I wont be missed for weeks. 😜😝

While in twitter and instagram, I think that twitter is more important than instagram, while there I can get the beef the most compared to instagram. 

Another challenge is to have fasting on instant messaging account, this is different from social media fasting, while I must refrain to chat, consider the importance/urgency of chatting through Whatsapp and LINE, and the joy using those cute stickers. 😁😋
It may worth it to discuss in different blog post.

Sabtu, 29 Juni 2013

Perang Kopi Siap Minum

Kopi, adalah komoditas kedua atau ketiga terbanyak diperdagangkan didunia setelah minyak bumi dan emas (data anonim).
Perang kopi siap minum di Indonesia kian memanas, setelah Good Day merilis kopi siap minum, iklan Good Day gaul dan Kopiko merilis produk baru, Kopiko 78°C, iklannya lebih gencar tayang di primetime stasiun televisi.




Iklan Kopiko 78°C ini memakai gaya yang asyik, fun, dan stylish dengan jingle musik pop barat terkini (pada saat diiklankan). Iklan ini mencoba membangun persepsi bahwa Kopiko 78°C ini fun dan stylish.

Latar belakang iklan bervariasi, mulai dari ruang kantor sampai seperti stand kopi ternama, lengkap dengan papan tulis kapur, coffee machine dan deretan gelas-gelas.

Model yang ditampilkan berupa model diatas rata-rata, pria kaukasian (atau yang sering disebut bule), wanita cantik dan pria berjas dan bercelemek hijau tua (yang ingin diasumsikan seorang barista gerai kopi hijau tua).

"78°C extraction... Rich taste and aroma with caramelised milk... Perfect." Narasinya menggunakan campuran bahasa indonesia dan inggris memberikan kesan modern dan stylish.

Pemain lama kopi siap minum terdiri dari Birdy, Wong Coco dan Nescafe, kompetitor menawarkan rasa yang terbatas, sementara Nescafe menawarkan bermacam rasa, original, latte dan mocaccino (kalo ga salah).


Pemain lama ini sepertinya tidak peduli dengan gencarnya iklan Kopiko 78°C di televisi, adem ayem saja, ga ada iklan tandingan atau iklan baru dari mereka. Entah Birdy sudah di discontinue tetapi terakhir Nescafe sibuk beriklan produk Nescafe Stickpack dengan celebrity endorsement, Raisa.

iklan nescafe stickpack feat raisa
.

Teori lain yang dapat diaplikasikan: halo effect.
Teori ini menyatakan bahwa citra produk yang diiklankan terpengaruh dari elemen lain yang ada dalam iklan seperti celebrity endorsement atau jingle, seperti yang digunakan dalam iklan kopiko 78°C, Maroon 5 One more Night.

Musik menjadi salah satu bumbu dalam iklan, dan aplikasi musik luar negeri kedalam iklan di Indonesia gue rasa masih jarang.
Jika orang yang pernah menonton iklan ini kemudian mendengar lagu One More Night, ia kemungkinan akan teringat dengan iklan Kopiko 78°C, begitu pula sebaliknya.
Hal ini membantu memperkuat daya ingat yang diharapkan berujung dengan konsumsi.

Kelemahan iklan: jingle dirasa agak basi, mengingat saat ini (ketika tulisan ini dibuat), Maroon 5 sudah merilis video klip kelima, Love Somebody. Gue udah lamaa ga nonton televisi indonesia berjam-jam, dana apakah video klip musisi luar negeri masih sering ditayangkan di televisi lokal?
Jika tidak, maka tingkat ke-basian lagu ini lebih ringan dari estimasi.

Target konsumen: Kopiko 78°C ini menyasar segmen anak muda yang mapan, first jobber dengan daya beli lumayan atau mulai bertumbuh, dengan menampilkan model yang muda (>25 tahun), bukan remaja.

Perceptual blocking.
Konsumen yang juga fans Maroon 5 mungkin menolak iklan ini karena mereka enggan mendengar lagu idolanya digunakan sebagai jingle iklan.

Sementara untuk iklan kopi siap minum Good Day "Gaul", menampilkan animasi dengan pulau yang melayang dan adegan lainnya yang tidak mungkin dilakukan didunia nyata (menarik matahari, meluncur diatas pelangi, melompati biji kopi ukuran raksasa yang melompat-lompat dan sebagainya).

Sebagian cuplikan narasi:
"Gaul itu elo ga pernah sendirian, gaul itu punya banyak rasa...."

Target konsumen.
Iklan ini menggunakan appeal fun yang imajinatif, yang sepertinya menyasar segmen remaja (anak sekolah SMP-SMA), segmen dengan daya beli terbatas yang minum kopi sebagai identitas gaul, belum berfokus pada rasa.
Sayangnya iklan yang terlalu imajinatif ini membuat kesan minuman ini dikhususkan untuk anak-anak.

Decision making process.
Minum kopi tidak hanya untuk mengusir kantuk, tetapi juga sebagai bentuk pencarian kepuasan ekstrim terhadap produk yang ada, daripada minum air putih, makanya ada yang suka kopi pahit, kopi joss atau produk kopi lain yang ekstrim.

Seperti analogi minum alkohol yang memiliki bermacam kadar, terlepas dari fungsinya (menghangatkan badan), minum alkohol dengan dosis tinggi sebagai bentuk pencapaian kepuasan ekstrim.

Apakah iklan2 ini sukses? kita serahkan kepada penonton.